2012/09/11
Marzuki kesal soal kunker selalu diributkan

Ketua DPR Marzuki Alie meminta agar persoalan kunjungan kerja dan studi banding ke luar negeri dilihat secara substantif. Tidak hanya mengikuti pandangan-pandangan orang-orang yang tidak paham betul dengan tugas kedewanan.

"Ya kalau bicara ya bicara yang substantif yang memahami persoalan. Tidak hanya mengikuti pandangan orang-orang yang tidak paham betul tugas-tugas kedewanan," kata Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/9).

Menurutnya, apa yang dikerjakan DPR diatur dalam tata tertib, dan tata tertib ini telah dibuat oleh DPR periode lalu.

"Terkait kunker sudah diatur tatib, saya nggak ngerti kenapa begitu longgarnya ke luar negeri. Apakah dalam rangka undang-undang, pengawasan, dan lain-lain, itu semua diatur dalam tatib. Nah pada awal periode kepemimpinan sekarang awal-awalnya kita bingung ini keluar negeri banyak sekali. Tetapi itu memang sesuai tatib dan itu gak salah," papar Marzuki.

"Lalu akhirnya pimpinan mengambil kebijakan bahwa yang boleh ke Luar Negeri hanya yang berkaitan dengan pembahasan UU. Dalam kaitan pengawasan tidak ada lagi. Lalu apa hasilnya, itu yang ditanya kan kan oleh masyarakat, itu hasilnya UU yang kita sahkan," lanjutnya.

Sedangkan untuk manfaatnya, Marzuki menegaskan agar dijelaskan kepada rakyat. DPR hanya membuat kebijakan dan rakyat harus dijelaskan akan hasilnya.

"Manfaat apa untuk rakyat itu yang harus dijelaskan, jangan dibodohi. Rakyat merasakan hasil kerja DPR itu dari dilaksanakannya UU. Kalau UU tidak dilaksanakan berarti rakyat tidak merasakan hasil kerja DPR. DPR hanya membuat kebijakan," jelas Marzuki.

"Jadi kalau ditanya apa hasil konkretnya, kita tidak membuat jembatan, DPR tidak membuatkan jalan, tidak membuatkan bulan, DPR kan hanya membuatkan kebijakan UU," tambahnya.

Selain itu, menurut Marzuki, wajar bilamana ada waktu dan setelah bekerja untuk istirahat atau membeli oleh-oleh dan jalan-jalan. Jangan seolah-olah menuntut untuk bekerja selama 24 jam.

"Masak orang tidak boleh istirahat satu hari setelah kerja, kan ada sisa 1 jam, masak jalan nggak boleh, masak beli oleh-oleh nggak boleh, kan nggak manusiawi. Seolah orang dituntut 24 jam harus kerja terus," kata Marzuki.

"Kalau bicara efisien anggaran DPR berapa sih dibanding APBN hanya nol koma nol sekian persen dari APBN, masih banyak anggaran kementerian berapa puluh miliar untuk perjalanan luar negeri. DPR hanya sekian miliar kok direpotin, kan ini untuk rakyat," pungkasnya.

Sumber: merdeka.com
free counters

About Me

Perkenalkan saya seorang blogger pemula yang ingin berbagi informasi unik aneh dan menarik. Terimakasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat

0 komentar