2012/09/09
Pengamat: Langkah Ical jadi capres 2014 makin berat

Golkar sudah mendeklarasikan Ketua Umum Aburizal Bakrie sebagai capres 2014 yang akan mereka usung. Namun, banyak pihak menilai langkah Ical, sapaan Aburizal, tak akan mulus.

Pengamat politik Universitas Negeri Islam (UIN) Jakarta, Gun Gun Heriyanto, melihat Ical akan terseok-seok untuk menggapai posisi itu. Sebab apapun yang saat ini menjadi persoalan Ical selalu disorot negatif oleh publik.

"Bisnisnya adalah salah satu kekuatan yang dianggap banyak pihak menjadi sumber daya politik Ical selama ini. Jika sumber daya politiknya sudah melemah atau merosot tajam, tentu akan mempengaruhi proses dia menuju RI 1," jelas Gun Gun kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (7/9).

Hal lain yang akan menjegal langkah Ical yakni persoalan elektabilitas. Menurut Gun Gun, kasus Lapindo akan menjadi catatan buruk untuk karir politiknya. 

"Banyak pihak yakin, Ical adalah capres yang punya beban sejarah terutama soal Lapindo. Citra Ical dan raksasa bisnisnya juga kerap dipahami dengan skeptis," tegas Gun Gun.

"Jadi, memang sebaiknya ada evaluasi dari internal Golkar sendiri atas pencapresan Ical," tandasnya.

Seperti diberitakan akhir-akhir ini mesin uang Bakrie mulai mengkerut. Indikasinya adalah dengan melemahnya perusahaan Bakrie & Brothers (BNBR) dan beberapa anak usahanya.

Beberapa perusahaan yang berada di bawah BNBR antara lain Bumi Resources (35 persen), Bakrie Sumatera Plantations (54,59 persen), Bakrie Telecom (52,6 persen), Energi Mega Persada (40 persen), Bakrieland Development (40 persen), Bakrie Metal Industries (99,9 persen), dan Bakrie Indo Infrastructure (99,9 persen).

Sebagian besar penurunan saham perusahaan-perusahaan tersebut disebabkan oleh banyaknya beban utang di dalam perseroan. Bahkan, analisis dari Panin Sekuritas mengatakan bahwa bukan tidak mungkin Bumi Resources akan bangkrut. Namun, hal tersebut dibantah secara keras oleh Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava, 'Itu tidak masuk akal!'

"Para pemegang saham sudah mulai tidak mood untuk membeli saham-saham perusahaan grup Bakrie. Salah satunya adalah mengenai beban utang tersebut," ujar analis pasar saham Indosurya Asset Management, Reza Priyambada.

Tak hanya BUMI, Bakrie Telecom (BTEL) pun telah mencatatkan kerugian akibat utang yang menumpuk. BTEL pada semester pertama lalu telah mencatatkan kerugian sebesar Rp 287 miliar atau naik 150 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Menurut laporan keuangan yang didapatkan merdeka.com, berikut daftar utang-utang yang dimiliki oleh Bakrie dengan jatuh tempo tahun 2012 bersama afiliasinya.

1. Bakrie & Brothers mencapai Rp 5,4 triliun

2. Bumi Resources USD 638 juta (Rp 6,38 triliun)

3. Bakrieland Development Rp 17,707 triliun

4. Energi Mega Persada Rp 11,215 triliun

5 Bakrie Sumatera Plantations Rp 9,644 triliun

6. Bakrie Telecom Rp 7,844 triliun

7. Bumi Resources Minerals Rp 3,338 triliun

8. Berau Coal Energy Rp 1,535 triliun

9. Visi Media Asia Rp 822,276 miliar

10. Darma Henwa Rp 406,165 miliar

Sumber: merdeka.com
free counters

About Me

Perkenalkan saya seorang blogger pemula yang ingin berbagi informasi unik aneh dan menarik. Terimakasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat

0 komentar