Jakarta - Dalam waktu beberapa hari terakhir satu-persatu anggota kelompok hacktivist Anonymous tertangkap. Dengan penangkapan ini, apakah ancaman dari kejahatan besar dunia cyber akan berakhir?
Pihak berwenang di Amerika Serikat (AS) berhasil menangkap hacker bernama Sabu (nama sebenar: Hector Xavier Monsegur) dan lima temannya, yang kini terkena dakwaan dikait-kaitkan dengan kelompok Anonymous. Sabu dilaporkan telah menjadi informan untuk Anonymous. Berita tersebut tentu mengagetkan banyak pihak, terutama yang mendukung gerakan Anonymous.
Namun para pengamat mengungkapkan hal yang berbeda. "Anonymous ibaratnya adalah sebuah gurita raksasa, sementara Sabu dan teman-temannya yang tertangkap hanyalah sedikit dari tentakel-tentakelnya," ujar Graham Cluley, seorang konsultan teknologi aenior dari firma keamanan internet Sophos.
"Sampai saat ini belum ada estimasi mengenai berapa orang yang terlibat dalam Anonymous," tambah Cluley. Meski belum bisa diprediksi secara pasti, namun sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa tim inti dari Anonymous mungkin terdiri hanya empat orang saja.
Kelompok hackticvist Anonymous mungkin petingginya hanya terdiri dari empat orang saja, bila melihat pada tweet terbaru dari Twitter. "Kami adalah #Anonymous. Kami adalah sebuah legiun, Geng Empat Orang, kami terus mengamati," tulis pihak Anonymous di akun Twitter @Anonymous.
Meskipun begitu, pernyataan Anonymous tersebut patut dipertanyakan, karena pihak Symantec mengklaim bahwa mereka baru saja meretas akun Twitter milik Anonymous. Akun Twitter dari Symantec dengan nama @Symantec tersebut menyatakan bahwa mereka meretas masuk melalui malware Zeus Trojan, yang memungkinkan mereka mengisi kekosongan dari anggota Anonymous ketika mereka mengunduh dan menggunakan file-file.
Pihak Symantec pun mengklaim bahwa mereka mampu mengungkap siapa anggota sebenarnya dari Anonymous. Lalu pihak Anonymous pun segera melakukan pernyataan ralat dari sejumlah tweet mereka sebelumnya yang dibajak oleh Symantec.
Setelah beberapa anggota Anonymous ditangkap di Amerika Latin dan Eropa, pertanyaan muncul; bagaimana bisa? Seperti kita ketahui, Anonymous adalah sebuah kelompok peretas bermuatan politis (hacktivist), semua anggotanya dirahasiakan. Tiap-tiap anggotanya diberikan akses teknologi canggih, yang menyulitkan polisi melacak mereka.
Lalu tiap-tiap anggota juga tidak membocorkan rahasia kehidupan nyata mereka satu sama lain. Nampaknya kini para anggota kepolisian telah mengubah taktik mereka dalam menghadapi Anonymous; mereka melakukan infiltrasi.
Pihak Anonymous mengatakan bahwa anggotanya ditangkap melalui serangkaian strategi pelacakan informasi dan aktivitas intelijen pemerintah. Para anggota Anonymous yang tertangkap pekan ini mengatakan bahwa mereka sebelumnya berkomunikasi melalui situs yang sama. Hal inilah yang membuat polisi bisa menginfiltrasi masuk, dan melacaknya.
"Akibatnya berdampak pada orang-orang yang bisa masuk ke server anonworld.info," ujar anggota Anonymous bernama Skao. Selain itu, pihak Anonymous menyatakan bahwa mereka belum perlu mengambil langkah penting untuk memperkuat pergerakan online mereka.
Selain CIA, Interpol pun mengatakan bahwa ada 25 tersangka yang diduga kuat merupakan anggota peretas Anonymous tertangkap di Eropa dan Amerika Selatan. Badan kepolisian internasional mengatakan,
penangkapan di Argentina, Chile, Columbia dan Spanyol ini dilakukan melalui penegak hukum nasional yang bekerja di bawah Latin American Working Group of Experts on Information Technology Crime Interpol.
Meski Interpol sudah mengumumkan penangkapan tersebut. Namun berita lengkap mengenai hal ini masih belum diungkap dan Interpol mengatakan akan segera mengungkapnya. Namun yang menjadi pertanyaan besar, apakah setelah penangkapan ini aktivitas Anonymous akan segera berakhir? Atau tidak berpengaruh, seperti halnya pernyataan Graham Cluley? [mdr]
Sumber : inilah.com
0 komentar