Dari sebuah penelitian yang dilakukan di John Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat, diperoleh kesimpulan bahwa peringatan tertulis berupa berapa banyak latihan yang diperlukan untuk membuang kalori karena mengonsumsi junk food ternyata lebih efektif daripada label berisi hitungan kalori.
Selain itu, ditemukan fakta bahwa banyak remaja urung mengonsumsi junk food karena membaca peringatan tersebut.
Minuman dan makanan tak sehat yang di labelnya tercantum tulisan berisi 'aktivitas fisik yang harus dilakukan setelahnya' pun turun popularitasnya di kalangan pecintanya seperti dipublikasikan dalam American Journal of Public Health seperti dilansir oleh Daily Mail.
Ahli kesehatan Dr Sara Bleich mengklaim kalau orang-orang biasanya tidak mengindahkan kandungan kalori dalam junk food dan minuman bersoda. Untuk membuktikannya, ia melakukan riset dengan cara membuat tulisan yang diletakkan secara mencolok di dalam toko dekat rak junk food atau kulkas berisi minuman bersoda.
Tulisan pertama berbunyi 'Apakah Anda tahu kalau 1 kaleng soda itu = 250 kalori?'. Tulisan kedua bunyinya 'Apakah Anda tahu jika 250 kalori itu setara dengan 1/10 asupan kalori Anda dalam sehari?'
Dan, tulisan yang terakhir berbunyi "Tahukah Anda kalau Anda minum sekaleng soda atau jus buah kotak, Anda harus berlari selama 50 menit?'
Hasil riset menunjukkan bahwa dari dua tulisan pertama, angka penjualan junk food dan minuman bersoda turun hingga sepertiganya. Berlainan dengan tulisan terakhir, yaitu aktivitas yang harus dilakukan usai minum satu kaleng soda yang disinyalir lebih efektif. Bahkan, angka penjualan junk food turun lebih drastis hingga setengahnya.
"Orang biasanya tidak mengindahkan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan atau minuman yang mereka konsumsi," tutur Dr Sara Bleich mengomentari fakta yang diperolehnya.
Menyediakan informasi tentang jumlah kalori yang mudah dimengerti dalam bentuk berapa lama latihan fisik yang harus dilakukan, seperti lari, ternyata bisa menurunkan keinginan orang untuk mengonsumsi junk food dan minuman kaleng. Sebaliknya, malah meningkatkan jumlah konsumsi peminum air putih di kalangan orang berpenghasilan rendah.
"Masalah-masalah kesehatan umumnya memang terkait dengan konsumsi junk food ini. Makanya, harus ada pemberitahuan soal hitungan kalori di menu di restoran fast food," tuturnya.
Makanan 'sampah' dan minuman soda yang tinggi kadar gulanya ini adalah penyebab obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe-2 yang biasanya banyak menyerang remaja dan masyarakat kalangan bawah.
0 komentar