Rilis lembaga survei menjelang putaran kedua (pilgub) DKI Jakarta hingga saat ini masih sepi. Menurut peneliti senior LIPI, Siti Zuhro, hal ini bukti lembaga survei sedang melakukan instrospeksi diri.
"Lembaga survei sedang introspeksi diri. Sebagai salah satu bagian penting dalam kegiatan Pilkada, hasil kajian lembaga survei senantiasa ditunggu publik," ujar Siti Zuhro, saat dihubungi wartawan, Rabu (29/8).
Menurutnya, hasil-hasil dari lembaga survei ikut meramaikan dan menyemarakkan aktivitas Pilkada DKI Jakarta. "Namun, publik memang menuntut lembaga-lembaga survei melakukan kajiannya secara akurat," katanya.
Baginya, semakin akurat lembaga-lembaga survei dalam merilis hasil, maka akan semakin disegani. "Sebaliknya, bila hasilnya melenceng, akan menimbulkan kontroversi dan delegitimasi yang menyebabkan publik tak percaya lagi lembaga survei," terangnya.
Sepinya lembaga survei dalam merilis hasilnya dilihatnya, sebagai ajang pembelajaran dari Pilkada putaran pertama, di mana lembaga-lembaga survei meleset dalam melakukan kajiannya.
"Makanya saat ini mereka cenderung senyap. Memori publik masih hangat tentang kinerja lembaga-lembaga survei tersebut, sehingga lembaga-lembaga ini bisa saja wait and see dengan dinamika warga masyarakat Jakarta," pungkasnya.
"Lembaga survei sedang introspeksi diri. Sebagai salah satu bagian penting dalam kegiatan Pilkada, hasil kajian lembaga survei senantiasa ditunggu publik," ujar Siti Zuhro, saat dihubungi wartawan, Rabu (29/8).
Menurutnya, hasil-hasil dari lembaga survei ikut meramaikan dan menyemarakkan aktivitas Pilkada DKI Jakarta. "Namun, publik memang menuntut lembaga-lembaga survei melakukan kajiannya secara akurat," katanya.
Baginya, semakin akurat lembaga-lembaga survei dalam merilis hasil, maka akan semakin disegani. "Sebaliknya, bila hasilnya melenceng, akan menimbulkan kontroversi dan delegitimasi yang menyebabkan publik tak percaya lagi lembaga survei," terangnya.
Sepinya lembaga survei dalam merilis hasilnya dilihatnya, sebagai ajang pembelajaran dari Pilkada putaran pertama, di mana lembaga-lembaga survei meleset dalam melakukan kajiannya.
"Makanya saat ini mereka cenderung senyap. Memori publik masih hangat tentang kinerja lembaga-lembaga survei tersebut, sehingga lembaga-lembaga ini bisa saja wait and see dengan dinamika warga masyarakat Jakarta," pungkasnya.
Sumber : merdeka.com
0 komentar