Malaysia, negeri jiran yang pernah mengklaim batik merupakan bagian dari budaya mereka, ternyata warganya sering membeli baju batik dari Kota Bandung, Jawa Barat. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin.
"Orang Malaysia itu sekitar 700 sampai seribu orang per bulan terbang dari Kuala Lumpur ke Bandung untuk membeli batik," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Selasa (2/10).
Sebab itu, dia mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir terhadap kebijakan Malaysia mewajibkan semua pegawai negeri mereka memakai batik saban Kamis. "Selama mereka tidak mengkalim batik itu sebagai budaya mereka, tidak apa-apa," katanya.
Kebiasaan berbatik tiap Kamis itu dilontarkan bekas Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar. "Kebijakan ini berlaku sejak zaman Badawi (Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi) sampai sekarang," katanya saat dihubungi secara terpisah. Kalau di Indonesia, banyak pegawai negeri atau swasta memakai batik saban Jumat.
Dia menambahkan tidak ada sanksi bagi pegawai tidak berbaju batik tiap Kamis. "Cuma kelihatan janggal kalau yang lain pakai," katanya.
"Orang Malaysia itu sekitar 700 sampai seribu orang per bulan terbang dari Kuala Lumpur ke Bandung untuk membeli batik," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Selasa (2/10).
Sebab itu, dia mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir terhadap kebijakan Malaysia mewajibkan semua pegawai negeri mereka memakai batik saban Kamis. "Selama mereka tidak mengkalim batik itu sebagai budaya mereka, tidak apa-apa," katanya.
Kebiasaan berbatik tiap Kamis itu dilontarkan bekas Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar. "Kebijakan ini berlaku sejak zaman Badawi (Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi) sampai sekarang," katanya saat dihubungi secara terpisah. Kalau di Indonesia, banyak pegawai negeri atau swasta memakai batik saban Jumat.
Dia menambahkan tidak ada sanksi bagi pegawai tidak berbaju batik tiap Kamis. "Cuma kelihatan janggal kalau yang lain pakai," katanya.
Sumber: merdeka.com
0 komentar