Bukan hanya Pulau Bali yang memiliki jejeran pantai berpasir putih, di Daerah Istimewa Yogyakarta pun memiliki jejeran pantai indah berpasir putih di sepanjang pesisir pantai selatan Kabupaten Gunung Kidul. Salah satu pantai berpasir putih yang pantas dijadikan sebagai referensi adalah Pantai Siung yang tepatnya terletak di Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Tepus, Gunung Kidul. Stamina yang prima dan performa kendaraan yang baik adalah modal utama untuk bisa menjangkau pantai ini. Maklum, banyak tantangan yang mesti ditaklukkan, mulai dari tanjakan, tikungan tajam yang kadang disertai turunan hingga panas terik yang menerpa kulit saat melalui jalan yang dikelilingi perbukitan kapur dan ladang-ladang palawija.
Seperti sebuah ungkapan, “bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”, begitulah kiranya perjalanan ke Pantai Siung. Kesenangan, kelegaan dan kedamaian baru bisa dirasakan ketika telah sampai di pantai. Birunya laut dan putihnya pasir yang terjaga kebersihannya akan mengobati raga yang lelah. Tersedia sejumlah rumah-rumah kayu di pantai, tempat untuk bersandar dan bercengkrama sambil menikmati indahnya pemandangan.
Salah satu hal yang menjadi keunggulan Pantai Siung,berpasir putih surganya pemanjat tebing adalah banyaknya tebing karang yang menjulang mengelilingi pantai tersebut. Adanya Pesona tebing karang yang ditawarkan oleh Pantai Siung inilah yang akhirnya menobatkan objek wisata Pantai Siung sebagai kawasan wisata minat khusus panjat tebing, yang diidentifikasikan secara simbolik dengan rumah panggung bernama
Pondok Pemanjat, tempat khusus bagi para pemanjat yang ingin menjajal kemampuannya di sini. Bahkan di tahun 2005, di pantai tersebut pernah diselenggarakan Asian Climbing Gathering, yang diikuti oleh 80 peserta dari 15 negara di Asia. Hal tersebut menjadi salah satu bukti keindahan tebing-tebing Pantai Siung telah diakui dunia internasional.
Fakta itu memang benar adanya. Pantai ini mememiliki gugusan karang besar yang sangat menarik untuk digunakan sebagai ajang pemacu adrenalin. Untuk mempermudah penamaan gugusan karang atau tebing, jalur biasanya disebut dengan “blok”. Istilah blok ini hanya untuk mempermudah mangklasifikasi jalur-jalur yang sudah dibuat atau dipasangi bolt hanger.
Sampai saat ini, blok yang tercatat dan terdokumentasi pada kawasan Pantai Siung ada sebelas buah, yang terdiri dari Blok A hingga Blok K. Masing-masing blok memiliki ketinggian beragam, mulai dari lima hingga 30 meter. Setiap blok memiliki lebih dari dua jalur pemanjatan. Masing-masing jalur memiliki tingkat kesulitan yang beragam pula dari grade 5.7 hingga 5.11. Setiap pengunjung yang mencoba memanjat di Pantai Siung, sudah pasti akan pulang dengan membawa kepuasan luar biasa.
Saat ini, di Pantai Siung terdapat sebanyak 250 jalur pemanjatan yang memfasilitasi penggemar olah raga panjat tebing. Jalur-jalur yang ada di Pantai siung itu kemungkinan masih bisa ditambah, melihat adanya aturan untuk dapat meneruskan jalur yang ada dengan seijin pembuat jalur sebelumnya. Banyak pihak telah memanfaatkan jalur pemanjatan di pantai ini, kebanyakan dari para mahasiswa pecinta alam dari berbagai daerah. Menurut para pecinta alam tersebut, sebagai seorang pecinta panjat tebing dirasa kurang petualangannya kalau belum menaklukan tebing-tebing yang ada di Pantai Siung.
Selain fasilitas untuk para pemanjat, tersedia pula Ground Camp bagi pencinta kegiatan berkemah. Fasilitas Ground Camp yang ada di Pantai Siung berada berada di sebelah timur pantai. Di Ground Camp ini, tenda-tenda bisa didirikan dan acara api unggun bisa digelar untuk melewatkan malam. Syarat menggunakannya hanya satu, tidak merusak lingkungan dan mengganggu habitat penyu, seperti tertulis dalam sebuah papan peringatan yang terdapat di Ground Camp yang juga bisa digunakan bagi yang sekedar ingin bermalam.
Tak jauh dari Ground Camp, terdapat sebuah rumah panggung kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai base camp, sebuah pilihan selain mendirikan tenda. Ukuran base camp cukup besar, cukup untuk 10 – 15 orang. Bentuk rumah panggung membuat mata semakin leluasa menikmati keeksotikan pantai. Cukup dengan berbicara pada warga setempat, mungkin dengan disertai beberapa rupiah, base camp ini sudah bisa digunakan untuk bermalam.
Saat malam atau kala sepi pengunjung, sekelompok kera ekor panjang akan turun dari puncak tebing karang menuju pantai. Kera ekor panjang yang kini makin langka masih banyak dijumpai di pantai ini. Keberadaan kera ekor panjang ini mungkin juga menjadi salah satu alasan mengapa batu karang yang menjadi dasar penamaan dipadankan bentuknya dengan gigi kera, bukan jenis hewan lainnya.
Diolah dari berbagai sumber dan Yogyes.com
0 komentar