Pasalnya sekarang jumlah emisi gas rumah kaca malah meningkat. Laporan ini diungkapkan Badan Energi Internasional (IEA). Karena hal ini 180 negara membuat pertemuan di Bonn, Jerman. Pertemuan ini kabarnya akan dimulai Senin (06/06/11) dan akan berlangsung sampai dua minggu ke depan.
Peningkatan gas rumah kaca saat ini termasuk juga tanggung jawab dari Jepang. Bencana tsunami yang melanda negeri Sakura bulan Maret lalu menyebabkan adanya waspada nuklir.
Sejak saat itu Jepang jadi lebih memprioritaskan penanggulangan nuklir, dan masalah pengurangan gas emisi menjadi kurang diperhatikan. Sementara Jepang merupakan salah satu negara penghasil gas emisi terbanyak, tapi Jepang juga adalah salah satu negara yang banyak melakukan tindakan cepat memerangi global warming.
“Masa depan energi Jepang telah terlantar. Dampak dari bencana telah menempatkan kebijakan iklim pada daftar bawah prioritas. Padahal selama ini Jepang menjadi salah satu negara yang lebih banyak menghasilkan bahan bakar fosil,” kata analis Endre Tvinnereim dari perusahaan konsultan Point Carbon.
FYI, negara maju terutama negara berindustri identik dengan negara yang menghasilkan banyak gas emisi. Sedangkan negara berkembang banyak memberikan kontribusi atau solusi memerangi global warming. Contohnya Indonesia yang mempunyai banyak hutan untuk menyerap gas karbon dioksida yang termasuk gas emisi.
Global warming menyebabkan permukaan air laut naik, melelehnya kutub utara dan kutub selatan yang menyebabkan banyak penghuni di sana kehilangan habitatnya, bahkan banyak yang punah. Global warming juga menyebabkan banyak bencana seperti angin badai, banjir, dan adanya pergeseran musim.
Masalah global warming ini diharapkan menjadi perhatian semua umat manusia karena ini menyangkut tempat tinggal kita tercinta, yaitu bumi ini.
Sumber : gugling.com
0 komentar