Telur merupakan salah satu makanan krusial yangharus tetap selalu tersedia di rumah. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan setiap hari makanan ini justru akan menimbulkan petaka.
Sebuah penelitian dari peneliti di AS mengungkapkan mengonsumsi tujuh telur atau lebih per minggu dapat berisiko tinggi pada kematian.
Dilansir Dailymail, menurut laporan yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, laki-laki yang mengidap diabetes dan mengonsumsi telur meningkatkan risiko mereka pada kematian.
Penelitian berkembang untuk mendapatkan lebih banyak pembuktian, yang berlawanan, tentang amannya mengonsumsi telur. Namun hasil penelitian tersebut juga tidak meneliti lebih lanjut tentang kualitas telur yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Menurut Dr. Luc Djousse dan Dr. J. Michael Gaziano dan Rumah Sakit Ibu dan Fakultas Kedokteran Harvard, laki-laki tanpa diabetes dapat mengonsumsi telur enam butir atau lebih tanpa beresiko apapun pada kesehatannya.
"Mengonsumsi telur sampai enam butir per minggu tidak ada kaitannya dengan risiko pada kematian, mengonsumsi tujuh butir telur atau lebih dalam seminggu pun hanya menaikan risiko kematian sampai 23%," ujar mereka.
"Meski begitu bagi para praktisi medis yang mengidap diabetes, mengonsumsi telur identik dengan risiko lebih besar pada kematian dan bahkan ada sebuah bukti yang memperlihatkan pada risiko tinggi untuk terkena serangan jantung atau stroke, " ungkap para peneliti.
Namun mereka harus membuktikannya dengan berencana melakukan studi lebih dalam secara menyeluruh ke masyarakat.
Telur memang mengandung kolesterol tinggi. Nah, kolesterol juga dapat memblok jalannya darah jika kandungannya dalam darah terlalu tinggi, sehingga risiko terkena serangan jantung dan stroke juga meningkat.
Seorang ahli nutrisi dan penyakit jantung mengatakan penelitian tersebut lebih ditujukan kepada para pria yang memasuki usia paruh baya agar mereka memperhatikan jumlah telur yang dikonsumsi.
"Tetapi yang harus diingat adalah telur seperti makanan lain -- meski berakibat baik atau buruk, tapi dapat menjadi bagian program diet untuk kesehatan jantung," ujar Dr. Robert Eckel dari Universitas Colorado, AS dan mantan ketua American Heart Association.
Para peneliti Harvard melibatkan 21.327 responden laki-laki yang telah ikut program sehat dari dokter mereka dan telah melakukan cek rutin untuk kesehatan dan gaya hidup mereka.
Sebuah penelitian dari peneliti di AS mengungkapkan mengonsumsi tujuh telur atau lebih per minggu dapat berisiko tinggi pada kematian.
Dilansir Dailymail, menurut laporan yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, laki-laki yang mengidap diabetes dan mengonsumsi telur meningkatkan risiko mereka pada kematian.
Penelitian berkembang untuk mendapatkan lebih banyak pembuktian, yang berlawanan, tentang amannya mengonsumsi telur. Namun hasil penelitian tersebut juga tidak meneliti lebih lanjut tentang kualitas telur yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Menurut Dr. Luc Djousse dan Dr. J. Michael Gaziano dan Rumah Sakit Ibu dan Fakultas Kedokteran Harvard, laki-laki tanpa diabetes dapat mengonsumsi telur enam butir atau lebih tanpa beresiko apapun pada kesehatannya.
"Mengonsumsi telur sampai enam butir per minggu tidak ada kaitannya dengan risiko pada kematian, mengonsumsi tujuh butir telur atau lebih dalam seminggu pun hanya menaikan risiko kematian sampai 23%," ujar mereka.
"Meski begitu bagi para praktisi medis yang mengidap diabetes, mengonsumsi telur identik dengan risiko lebih besar pada kematian dan bahkan ada sebuah bukti yang memperlihatkan pada risiko tinggi untuk terkena serangan jantung atau stroke, " ungkap para peneliti.
Namun mereka harus membuktikannya dengan berencana melakukan studi lebih dalam secara menyeluruh ke masyarakat.
Telur memang mengandung kolesterol tinggi. Nah, kolesterol juga dapat memblok jalannya darah jika kandungannya dalam darah terlalu tinggi, sehingga risiko terkena serangan jantung dan stroke juga meningkat.
Seorang ahli nutrisi dan penyakit jantung mengatakan penelitian tersebut lebih ditujukan kepada para pria yang memasuki usia paruh baya agar mereka memperhatikan jumlah telur yang dikonsumsi.
"Tetapi yang harus diingat adalah telur seperti makanan lain -- meski berakibat baik atau buruk, tapi dapat menjadi bagian program diet untuk kesehatan jantung," ujar Dr. Robert Eckel dari Universitas Colorado, AS dan mantan ketua American Heart Association.
Para peneliti Harvard melibatkan 21.327 responden laki-laki yang telah ikut program sehat dari dokter mereka dan telah melakukan cek rutin untuk kesehatan dan gaya hidup mereka.
Sumber : inilah.com
0 komentar