Matthew Barbour, ahli biologi dari University of British Columbia menuturkan studi sebelumnya pernah membahas mengenai bagaimana tupai melambaikan ekornya saat ular derik pemangsa mereka datang atau bahkan ketika tak ada ular sama sekali.
"Kami ingin mengetahui apakah perilaku tupai ini mempengaruhi ular derik berburu," kata Barbour, seperti yang dikutip dari MSNBC (11/07).
Barbour kemudian mengajak tim peneliti dari San Diego State University untuk meneliti cara berkomunikasi ular derik dan tupai. Mereka menemukan tupai yang menggerak-gerakkan ekornya ketika ada ular semuanya bisa menghindar ketika ular menyerang. Tetapi tupai yang terlihat pasif cenderung terlambat menghindar sehingga ular berhasil menerkam mereka.
"Ular sendiri menyerang ketika ekor tupai terlihat diam dan posisinya sangat dekat," terang Barbour.
Jadi, saat posisi tupai lebih dari 20 cm jauhnya dan ekornya bergerak, maka ular derik jarang menyerang. Sebaliknya, meskipun jarak tupai sangat jauh dari ular, maka pemangsa akan tetep menyerang apabila tupai tidak menggerakkan ekor mereka.
Barbour menjelaskan gerakan ekor pada tupai tersebut seolah memberi pesan pada ular bahwa mereka sedang waspada dan siap menghindar. Selain itu, gerakan ekor merupakan kode bagi tupai lain dan menurunkan kesempatan ular untuk menyerang kawanan tupai.
Studi ini pun diharapkan bisa dimanfaatkan untuk penelitian yang selanjutnya dalam memahami perilaku predator dan mangsa.
merdeka.com
0 komentar